Maksud Hadis ‘Muttafaq ‘alaih’. Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Istilah muttafaq ‘alaihi gabungan dari frasa muttafaq (متفق) yang artinya disepakati, dan frasa alaih (عليه) yang artinya atasnya. Sehingga gabungan dari dua frasa ini, muttafaq ‘alaihi artinya sesuatu yang disepakati. Pengambilan atau penerimaan hadits ini oleh para ulama ahli hadits diistilahkan dengan a t-tahammul, sedangkan penyampaianya kepada orang lain diistilahkan dengan al-ada.[3] Pada umumnya, ulama membagi metode (tata cara) periwayatan hadits kepada delapan macam , yakni sebagai berikut : 1. Al-Sama’ min Lafdzi Syaikh. Bahasan Hadits mencakup sanad dan matan, ilmu ini berguna untuk mendalami pengetahuan tentang sanad, dengan menguasai sanad hadits, berarti mengetahui separuh ilmu hadits. Seorang pengkaji hadits belumlah dianggap lengkap ilmunya tentang hadits, kalau hanya mempelajari matannya, sebelum mempelajari juga sanadnya. 1) As-Sama’ (ُ‫س َماع‬. Maksud periwayatan hadits dengan cara as-sama’ adalah seorang rawi. menerima langsung periwayatan gurunya dengan cara mendengarkan bacaan dari. hafalan atau tulisan sang guru. Dalam periwayatan bentuk as-sama’, biasanya. seorang guru membacakan haditsnya, sedangkan murid mendengarkan dengan. periwayatan serta salah satunya anasir dan klasifikasi hadits-hadits Nabi SAW yang telah terjadi dalam sejarah, yang kemudian dibukukan dalam kitab-kitab hadits yang diwarisi oleh umat pada masa Periwayatan dengan maknawi mengakibatkan munculnya hadist-hadist yang redaksinya antara satu hadis dengan hadis lainnya berbeda-beda, meskipun maknanya tetap sama. Hal ini sangat tergantung pada sahabat dan generasi berikutnya dalam meriwayatkan hadist-hadist tersebut. [12] Meskipun demikian, para sahabat melakukannya dengan sangat berhati-hati. .

pertanyaan tentang periwayatan hadits