SALEP( UNGUENTUM ) balsem * betadine * Protargol as antiseptic. Nasal drop. Ind mengurangi radang * DEFINISI ADALAH SEDIAAN SETENGAH PADAT YANG MUDAH DIOLESKAN DAN DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT LUAR BAHAN OBAT HARUS LARUT ATAU TERDISPERSI SECARA HOMOGEN DALAM DASAR SALEP YANG COCOK PERSYARATAN SALEP (FI III) Pemerian : Tidak boleh berbau tengik Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang
Dasarsalep senyawa hidrokarbonvaselin putih, vaselin kuning atau campurannya denganmalam putih, dengan malamkuning atau dengan senyawa hidrokarbon yang cocok. Dasar salep lemak bulu domba; campuran 3 bagian kolesterol. 3 bgian steril alcohol. 8 bagian malam putih. Dan 8 bagian vaselin putih; campuran 30 bagiab malam kuning dan 70 bagian miyak
rangsanaganatau anestesi lokal. Ds yang baik adalah ds. Senyawa hidrokarbon. Ø Salep endodermis: salep yang bahan obatnya menembus kedalam kulit, tetapi tidak melalui kulit, terabsorbsi sebagian, digunakan untuk melunakan kulit atau selaput lendir. Ds yang baik adalah minyak lemak.
Dasarsalep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok : dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut (Dirjen POM, 1995). Peraturan Pembuatan Salep Menurut F. Van Duin Peraturan salep pertama
2 Olefin : bahan dasar utama dalam industri petrokimia, misalnya etilena dan propilena . 3. Parafin : sebagai bahan bakar, sintesis senyawa kimia, bahan pembuatan plastik, sebagai bahan perubahan menjadi olefin (alkena) melalui cracking (pemecahan), dan lain-lain. 4. Polietilena : polimer yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pelarut cat. 5.
Senyawakimia yang digunakan untuk mengelas logam PENGIKAT tan antara atom-atom yang membentuk molekul suatu senyawa. CH4 adalah Alkana yang paling sederhana. Alkil Halida Haloalkana Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen X Br Cl.
. Peraturan-peraturan pembuatan salep menurut Farmakope Van Duin a. Peraturan Salep I zat-zat yang larut dalam campuran lemak yang tersedia, dilarutkan di dalamnya dan jika perlu dilakukan dengan penghangatan b. Peraturan Salep II zat-zat yang larut dalam air, jika tidak diberikan petunjuk lain, lebih dahulu dilarutkan dalam air, dengan syarat air yang dibutuhkan untuk melarutkannya dapat diserap oleh jumlah campuran lemak yang ditentukan ; banyaknya air yang dipakai dikurangkan dari jumlah campuran lemak yang telah ditentukan c. Peraturan salep III zat-zat yag tidak cukup melarut dalam lemak-lemak dan air, mula- mula diserbuk dan diayak dengan ayakan B40. Pada pembuatan salep-salep ini, zat padat dicampur dengan setengah atau sama dengan bobot lemak, yang jika perlu dicairkan terlebih dahulu, kemudian sisa lemak yang telah cair atau tidak dicairkan, ditambahkan sedikit demi sedikit d. Peraturan salep IV jika salep-salep dibuat dengan peleburan maka campuran harus diaduk sampai dingin. Salep dapat dibuat dengan tiga metode antara lain 1. Pencampuran, 2 peleburan dan 3 dengan reaksi kimia. Metode pertama digunakan jika basis yang digunakan merupakan lemak dan minyak, metode kedua digunakan ketika lemak dan bahan yang memiliki titik lebur yang lebih tinggi akan ditambahkan ke dalam salep sedangkan metode ketiga digunakan khusus untuk salep-salep tertentu. Pencampuran Bahan Padat Pada umumnya komponen serbuk dihaluskan terlebih dahulu kemudian sebagian dari serbuk dicampur dengan dasar salep sampai homogen, dan proses ini diulang sampai semua bagian dari serbuk dan dasar salep bercampur. Pencampuran Cairan Ansel Bahan cairan atau larutan obat dapat ditambahkan setelah dipertimbangkan sifat-sifat dasar salepnya. Dasar salep yang dapat menyerap air hidrofilik akan lebih mudah jika ditambahkan dengan larutan berair. Sedangkan jika larutan berair ini akan dicampur dengan dasar salep berlemak hidrofobik maka sebaiknya sebagian dasar salep diganti dengan dasar salep hidrofilik, kemudian setelah homogen baru ditambahkan ke dalam dasar salep yang hidrofobik tersebut. Namun perlu diingat bahwa dasar salep hidrofilik memiliki batas kemampuan dimana penambahan sejumlah bahan cairan atau larutan obat menjadikan sediaan yang dibuat menjadi lebih lunak atau setengah cair. Untuk menghindari hal ini maka kita bisa menggunakan obat yang dipekatkan atau obat dalam bentuk padat. Larutan beralkohol dalam volume yang larut biasanya dapat ditambahkan dengan mudah ke dalam dasar salep yang berlemak atau dalam bentuk emulsi. Bahan cair yang lain misalnya balsam-balsam alam dalam hal ini balsam peruvianum sulit ditambahkan ke dalam dasar salep. Untuk mengatasi hal ini maka balsam peruvianum ini ditambah dengan minyak jarak oleum ricini dengan volume yang sama terlebih dahulu kemudian setelah homogen baru dicampur dengan dasar salep. Dalam hal ini minyak jarak berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dari balsam peruvianum dan memudahkan balsam terdispersi ke dalam dasar salep. Teknik Khusus Beberapa bahan obat memerlukan teknik khusus jika ditambahkan ke dalam basis salep. Bahan obat yang termasuk dalam hal ini antara lain alkaloid-alkaloid, cairan alkoholis, balsam peruvianum, antibiotika dan lain-lain. a. Antibiotika Scoville Pemilihan dasar salep untuk antibiotika-antibiotika harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sejumlah laporan menyatakan bahwaa berkurangnya potensi antibiotika disebabkan bereaksi dengan dasar salepnya. Banyak antibiotika menjadi rusak dalam larutan air, terutama jika tidak didapar. Antibiotika yang tidak stabil dalam larutan air antara lain penisilin dan derivatnya, tetrasiklin, klortetrasiklin, oksitetrasiklin, kloramfenikol dan basitrasin. Sedangkan neomisin, tirotrisin dan polimiksin B relative stabil dalam dasar salep yang mengandung air. Sebagai pedoman umum karena banyak antibiotika yang relative tidak stabil dalam larutan air maka untuk pembuatan salep-salep ini digunakan dasar salep anhydrous atau bersifat hidrofobik. Caranya antibiotika tersebut digerus dengan parafin cair kemudian ditambahkan ke dalam dasar salep anhydrous b. Pix Lithanthracis Coal Tar Pix Lithanthracis sering dituliskan dalam suatu resep salep bersama-sama dengan pati, seng oksida dan vaselin. Terdapat beberapa teknik untuk membuat salep dengan komposisi tersebut yaitu - cara pertama pix lithanthracis dicampur dahulu dengan vaselin sebelum dicampur dengan bahan-bahan lainnya. - Cara kedua pix lithanthracis ditambahkan ke dalam pasta yang dibuat dari pati, seng oksida dan vaselin. Dengan cara ini dihasilkan salep yang berwarna abu- abu - Cara ketiga seng oksida digerus dengan sebagian vaselin dan kemudian tambahkan beruerutan sisa vaselin, pati dan akhirnya pix lithanthracis. Pix lithanthracis dapat langsung ditambahkan ke dalam hydrophilic ointment dan menghasilan salep yang baik dengan konsistensi yang uniform. Agar pix lithanthracis lebih mudah didispersikan dalam dasar salep dan supaya salep tersebut mudah dicuci dari kulit maka dapat ditambahkan suatu surfaktan misalnya polisorbat-80. Bahan-bahan lain yang digunakan untuk memudahkan pengerjaan pix lithanthracis ke dalam dasar salep ialah minyak jarak, adeps lanae dan hidroksi stearin. c. Balsam Peruvianum Balsam peruvianum sering dituliskan dalam resep salep. Dengan dasar salep hidrokarbon misalnya vaselin, balsam peruvianum tidak larut sehingga tidak membentuk salep yang homogen. Untuk mencegah hal ini balsam peruvianum ditambahkan minyak jarak olium ricini dalam jumlah yang sama kemudian baru ditambahkan dengan dasar salep. Penagmbahan minyak jarak disini berfungsi untuk mengurangi sifat adhesive dari balsam d. Ichtyolum Penambahan ichtyolum ke dalam sediaan salep pada prinsipnya dikerjakan sama dengan balsam peruvianum yaitu ditambah minyak jarak atau solid petroxolin sama banyak dengan ichtyolum e. Alkaloida-alkaloida Ada beberapa teknik untuk menambahkan alkaloida-alkaloida dalam sediaan salep - Garam-garam alkaloida dilarutkan dalam sedikit mungkin air dan dimasukkan ke dalam dasar salep. Jika dasar salep tersebut mengandung adeps lanae maka akan terbentuk suatu emulsi air dalam minyak, namun bila airnya menguap garam alkaloida tersebut akan memisah atau mengkristal kembali. Penguapan air dapat dicegah dengan menyerahkan salep tersebut di dalam kemasan tube. - Alkaloida basa dilarutkan dalam dasar salep lemak dengan pertolongan pemanasan lemah. Namun dengan pemanasan alkaloida mungkin akan terurai atau membentuk suatu larutan jenuh yang pada pendinginan dapat mengkristal - Garam alkaloida yang telah diserbuk halus ditambahkan ke dalam dasar salep dengan menggerusnya dalam mortir. Tetapi dengan cara ini tidak selalu didapat sediaan salep yang bebas dari partikel-partikel kasar. f. Larutan-larutan Alkohol Sebagian besar dasar salep sukar menyerap larutan beralkohol. Jika jumlah larutan beralkohol terlalu besar, maka cara pencampurannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu - Bahan aktifnya tahan pemanasan dan tidak mudah menguap di atas penangas air. Dalam hal ini, larutan tersebut diuapkan di atas penangas air sambil diaduk sampai ½-¼ kali beratnya dan kemudian dicampur dengan dasar salep. Cairan yang menguap diganti dengan dasr salep dalam jumlah yang sama. Contoh bahan obat dalam jenis ini adalah tinct. Opii dan Tinct. Ratanhiae. - Bahan aktif akan terurai oleh pemanasan atau mudah menguap. Dalam hal ini dapat dibagi dalam 2 kelompok a. Komposisi larutan alcohol tersebut diketahui secara kuantitatif dan kualitatif, maka diambil bahan aktifnya saja dan dicampurkan dengan dasar salep. Cairan yang tidak digunakan diganti dengan dasar salep. Contoh Solutio Camphorae Spirituosa, solution Iodii Spirituosa b. Komposisi larutan tidak diketahui sehingga tidak dapat diganti dengan komponen-komponennya. Caranya adalah larutan alkohol ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam dasar salep dan diaduk sampai homogen. Jika jumlah larutan alkohol tersebut terlalu banyak sehingga dapat diserap oleh dasar salep, maka terpaksa harus diuapkan sebagian. Penguapan hendaknya dilakukan pada suhu serendah mungkin. Contoh ; Tinct. Opii Crocata, Tinct. Myrrhae, Tinct. Benzoas, Liquor Carbonis detergens. g. Iodium Iodium tidak larut dalam air tetapi mudah larut dalam eter. Jika iodium dilarutkan dalam eter dan ditambahkan ke dalam dasar salep, pada penyimpanan iodium dapat mengkristal kembali. Selain itu iodium cepat berikatan dengan lemak. Cara penambahan iodium sebaiknya dilakukan dengan melarutkan iodium dalam larutan kalium iodide pekat, sesuai dengan unguentum iodii Ned Farmakopeia V. Dengan cara ini, iodium lebih lambat berikatan dengan lemak daripada jika dilarutkan atau digerus halus dengan eter. Iodium dapat bereaksi dengan logam-logan dan senyawa-senyawa organic. h. Argentum proteinatum Protargol Protargol dilarutkan terlebih dahulu dengan cara ditaburkan di atas penangas air dengan jumlah yang sama dan dibiarkan selama 15 menit di tempat gelap. Kemudian digerus dengan dasar salep. Jika salep mengandung gliserin maka protargol dapat digerus dengan sedikit gliserin. Metode Peleburan Metode ini biasanya digunakan untuk 1. membuat salep yang terdiri dari beberapa dasar salep dengan berat molekul besar misalnya parafin, alkohol stearat dan polietilen glikol. Campuran dasar salep ini dilelehkan bersama-sama, didinginkan dan diaduk sampai membeku. 2. Salep yang terdiri dari dasar basis salep yang memiliki perbedaan titik lebur yang besar. Dimana basis dengan titik lebur yang tinggi dilelehkan terlebih dahulu kemudian basis yang memiliki titik lebur yang rendah ditambahkan ke dalam lelehan tersebut. Jika kedua basis ini dilelehkan pada waktu yang bersamaan maka akan memerlukan waktu yang lama. 3. Salep yang dibuat dengan basis salep yang berbentuk emulsi misalnya cold cream. Pada salep jenis ini dilakukan proses pelelehan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses emulsifikasi 4. Salep dengan basis salep yang tidak dapat campur dengan air. Pada salep jenis ini dasar salep dicairkan bersama di atas penangas air pada suhu 70-750C. 5. Salep dengan basis yang larut dalam air. Basis salep yang larut dalam air ini dicampur dengan air yang tercantum di dalam resep kemudian dipanaskan di atas penangas air sesuai dengan suhu komponen berlemak. Kemudian lelehan komponen yang yang larut air ini ditambahkan secara perlahan dengan pengadukan yang konstan ke dalam lelehan komponen berlemak dan temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk menghindari kristalisasi setempat dan kemudian campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan secara terus menerus sampai campuran membeku. Metode Reaksi Kimia Pembuatan salep dengan metode ini juga melibatkan baik pencampuran secara mekanik maupun peleburan. Pada metode ini dihasilkan senyawa baru yang merupakan hasil reaksi dari bahan-bahan yang digunakan untuk membuat salep. Contoh salep yang dihasilkan melalui metode ini adalah salep air bunga mawar dan salep merkuri nitrat.
Daftar isiPengertian Senyawa HidrokarbonKegunaan Senyawa HidrokarbonJenis Senyawa Hidrokarbon1. Hidrokarbon Jenuh atau Alkana2. Hidrokarbon Tak Jenuh3. Sikloalkana 4. Hidrokarbon AromatikCiri – ciri Senyawa HidrokarbonPembakaran Senyawa HidrokarbonContoh Senyawa HidrokarbonKesimpulanPengertian Senyawa HidrokarbonSenyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon C dan unsur hidrogen H yang memiliki rantai karbon dan atom hidrogen yang saling berikatan dengan rantai tersebut. Contohnya metana CH4 atau gas rawa yang merupakan hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen. Senyawa hidrokarbon merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting di bumi. Berikut ini manfaat atau kegunaan senyawa hidrokarbon dalam kehidupan yang perlu kamu ketahui, yaituSebagai sumber bahan bakar dan dalam bentuk padat merupakan salah satu komposisi dalam pembuatan digunakan untuk pembuatan klorofluorokarbon dan zat yang digunakan sebagai propelan pada semprotan nyamuk. Namun sekarang klorofluorokarbon atau CFC sudah tidak lagi digunakan aktena berdampak buruk terhadap lapisan salah satu jenis senyawa hidrokarbon yang mudah dicairkan sering digunakan untuk pemantik rokok. Petana yang berbentuk cairan bening digunakan sebagai pelarut wax dan sebagai pelarut kimia dan komposisi dalam pembuatan jenis senyawa hidrokarbon merupakan komponen penting pada bensin, nafta, bahan bakar jet dan pelarut merupakan sumber energi listrik dan panas utama di dunia karena energi yang dihasilkan ketika yang dibakar maka panasnya akan digunakan untuk menguapkan air, yang nanti uapnya disebarkan ke seluruh Senyawa HidrokarbonBerikut ini jenis-jenis dari senyawa hidrokarbon yang perlu kamu ketahui, diantaranya1. Hidrokarbon Jenuh atau AlkanaJenis senyawa hidrokarbon ini merupakan jenis hidrokarbon yang paling sederhana. Hidrokarbon jenuh ini terdiri dari ikatan tunggal dan terikat dengan atom contohnya jenuh merupakan komposisi utama dalam pembentukan bahan bakar fosil dan biasanya ditemukan dalam bentuk rantai lurus maupun Hidrokarbon Tak JenuhHidrokarbon jenis ini adalah hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap, baik rangkap dua maupun rangkap tiga. Hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua disebut dengan alkena dan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tiga disebut Sikloalkana Sikloalkana adalah salah satu jenis hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin Hidrokarbon AromatikSalah satu jenis hidrokarbon yang dikenal juga dengan arena merupakan hidrokarbon yang tidak mempunyai cincin – ciri Senyawa HidrokarbonBerikut ini ciri-ciri dari senyawa hidrokarbon yang perlu kamu ketahui, diantaranyaHidrokarbon dapat berbentuk gas, cairan, lilin atau padatan dengan titik didih hidrokarbon memiliki struktur molekul yang berbeda, dan rumus empiris antara hidrokarbon juga hidrokarbon yang diikat pada alkena dan alkuna lebih sedikit karena atom karbonnya berikatan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut dengan katenasi, dan menyebabkan hidrokarbon bisa membentuk senyawa-senyawa yang lebih bersifat hidrofobik dan termasuk dalam hidrokarbon tersedia melimpah di tata surya. Danau berisi metana dan etana cair telah ditemukan pada Titan, satelit alam terbesar hidrokarbon menghasilkan uap, karbon dioksida, dan panas selama Senyawa HidrokarbonCiri-ciri umum dari hidrokarbon adalah menghasilkan uap, karbon dioksida dan panas selama pembakaran, dimana oksigen sangat diperlukan supaya reaksi pembakaran senyawa hidrokarbon dapat berlangsung. Berikut ini adalah contoh reaksi pembakaran metanaCH4 + 2 O2 → 2 H2O + CO2 + EnergiApabila udara miskin akan gas oksigen, maka terbentuklah gas karbon monoksida CO dan air2 CH4 + 3 O2 → 2CO + 4H2OContoh lainnya, dalam reaksi pembakaran propanaC3H8 + 5 O2 → 4 H2O + 3 CO2 + EnergiCnH2n+2 + 3n+1/2 O2 → n+1 H2O + n CO2 + EnergiReaksi pembakaran hidrokarbon tersebut merupakan reaksi yang termasuk reaksi kimia Senyawa HidrokarbonBerikut ini contoh dari senyawa hidrokarbon berdasarkan bentuknya yang perlu kamu ketahui, yaituSenyawa hidrokarbon yang berbentuk gas contohnya adalah metana dan hidrokarbon yang berbentuk cairan contohnya heksana dan hidrokarbon yang memiliki bentuk seperti lilin atau padatan dengan titik didih yang rendah contohnya yaitu naftalena, paraffin dan wax. Senyawa hidrokarbon yang memiliki bentuk polimer contohnya yaitu polietilena, polistirena dan polipropilena. KesimpulanItulah pembahasan mengenai senyawa hidrokarbon mulai dari pengertian, ciri-ciri, kegunaan, jenisnya, contoh hingga pembakaran dalam senyawa hidrokarbonDari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa karbon merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon C dan unsur hidrogen H yang memiliki rantai karbon dan atom hidrogen yang saling berikatan dengan rantai tersebut, contohnya metana CH4.Senyawa hidrokarbon memiliki bentuk gas, cairan, lilin atau padatan dengan titik didih rendah. Kemampuan hidrokarbon untuk berikatan dengan dirinya sendiri disebut dengan hidrokarbon merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting di bumi, contohnya Hidrokarbon sebagai sumber energi listrik dan panas utama di dunia karena energi yang dihasilkan ketika dibakar.
MAKALAH FARMASETIKA DASAR SEDIAAN SALEP SEDIAAN OBAT SALEP Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan A. Pengertian Salep Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan digunaka untuk pemakaian luar. Menurut farmakope edisi IV sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. Menurut DOM Salep adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Menurut Scoville’s salep terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan. Menurut Formularium Nasional salep adalah sedian berupa masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 % Anief, 2005. Kerugian salep misalnya pada salep basis hidrokarbon sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit dibersihkan dari permukaan kulit. Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim dan lotion. Sedangkan pada basis lanonin, kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan adanya air. Keuntungan salep misalnya salep dengan dasar salep lanonin yaitu, walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep berminyak. Fungsi salep adalah a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit b. Sebagai bahan pelumas pada kulit c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit Anief, 2005. Persyaratan salep menurut FI ed III a. Pemerian tidak boleh berbau tengik. b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %. c. Dasar salep d. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. e. Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar” Syamsuni, 2005. Salep yang baik memiliki sifat – sifat sebagai berikut a. Stabil baik selama distribusi, penyimpanan, maupun pemakaian. Stabilitas terkait dengan kadaluarsa, baik secara fisik bentuk, warna, bau, dll maupun secara kimia kadar/kandungan zat aktif yang tersisa . Stabilitas dipengaruhi oleh banyak factor, seperti suhu, kelembaban, cahaya, udara, dan lain sebagainya. b. Lunak walaupun salep pada umumnya digunakan pada daerah/wilayah kulit yang terbatas, namun salep harus cukup lunak sehingga mudah untuk dioleskan. c. Mudah digunakan supaya mudah dipakai, salep harus memiliki konsistensi yang tidak terlalu kental atau terlalu encer. Bila terlalu kental, salep akan sulit dioleskan, bila terlalu encer maka salep akan mudah mengalir/meleleh ke bagian lain dari kulit. d. Protektif salap – salep tertentu yang diperuntukkan untuk protektif, maka harus memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar misal dari pengaruh debu, basa, asam, dan sinar matahari. e. Memiliki basis yang sesuai basis yang digunakan harus tidak menghambat pelepasan obat dari basis, basis harus tidak mengiritasi, atau menyebabkan efek samping lain yang tidak dikehendaki. f. Homogen kadar zat aktif dalam sediaan salep cukup kecil, sehingga diperlukan upaya/usaha agar zat aktif tersebut dapat terdispersi/tercampur merata dalam basis. Hal ini akan terkait dengan efek terapi yang akan terjadi setelah salep diaplikasikan Saifullah, 2008 63, 64 . Suatu dasar salep yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut 1. Tidak menghambat proses penyembuhan luka/penyakit pada kulit tersebut. 2. Di dalam sediaan secara fisik cukup halus dan kental. 3. Tidak merangsang kulit. 4. Reaksi netral, pH mendekati pH kulit yaitu sekitar 6-7. 5. Stabil dalam penyimpanan. 6. Tercampur baik dengan bahan berkhasiat. 7. Mudah melepaskan bahan berkhasiat pada bagian yang diobati. 8. Mudah dicuci dengan air. 9. Komponen-komponen dasar salep sesedikit mungkin macamnya. 10. Mudah diformulasikan/diracik Kualitas dasar salep meliputi a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar. b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi. c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit. d. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati. e. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan Anief, 2005. Salep dapat digolongkan berdasarkan konsistensi, sifat farmakologi, bahan dasarnya dan formularium nasional antara lain Menurut konsistensi, salep di bagi a Unguenta Salep yang memiliki konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan b Krim cream Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. c Pasta Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk berupa suatu salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diolesi. d Cerata Salep berlemak yang mengandung persentase lilin wax yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras ceratum labiale . e Gelones / spumae/ jelly Salep yang lebih halus, umumnya cair , dan sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Contoh starch jelly amilum 10% dengan air mendidih. Menurut sifat farmakologi / terapetik dan penetrasinya a Salep epidermik epidermic ointment, salep penutup Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek lokal dan untuk meredakan rangsangan / anestesi lokal ; tidak diabsorbsi ; kadang-kadang ditambahkan antiseptik atau astringent. Dasar salep yang baik untuk jenis salep ini adalah senyawa hidrokarbon. b Salep endodermik Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit, tetapi tidak melalui kulit ; terabsorbsi sebagian dan digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak. c Salep diadermik Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang mengandung senyawa merkuri iodida atau belladona. Menurut dasar salepnya a Dasar salep hidrofobik. Salep yang tidak suka air atau salep yang dasar salepnya berlemak greassy bases tidak dapat dicuci dengan air. Misalnya, campuran lemak-lemak , minyak lemak, malam. b Dasar salep hidrofilik. Salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya mempunyai dasar salep tipe o/w. B. Bahan Dasar Pembuatan salep Salep dasar adalah zat pembawa dengan massa lembek, mudah dioleskan, umumnya berlemak, dapat digunakan bahan yang telah mempunyai massa lembek atau zat cair, zat padat yang terlebih dahulu diubah menjadi massa yang lembek. Jika dalam komposisi tidak disebutkan salep dasar, maka dapat digunakan vaselin putih. Jika dalam komposisi disebutkan salep dasar yang cocok. Pemilihan salep dasar yang dikehendaki harus disesuaikan dengan sifat obatnya dan tujuan penggunaannya. Salep Dasar-I Salep dasar –I umunya digunakan vaselin putih, vaselin kuning, campuran terdiri dari 50 bagian Malam putih dan 950 bagian vaselin putih, campuran terdiri dari 50 bagiian Malam kuning dan 950 bagian vaselin kuning atau salep dasar lemak lainnya seperti minyak lemak nabati, lemak hewan atau campuran Parafin cairr dan Parafin padat. Salep dasar-I sangat lengket pada kulit dan sukar dicuci; agar mudah dicuci dapat ditambahkan surfaktan dalam jumlah yang sesuai. Salep Dasar-II Salep Dasar-II umumnya digunakan lemak bulu domba, zat utama lemak bulu domba terutama kolesterol, campuran terdiri dari 30 bagian kolesterol, 30 bagian stearilalkohol, 80 bagian Malam putih dan 860 bagian vaselin putih, atau salep dasar sarap lainnya yang cocok. Salep dasar-II mudah menyerap air. Salep Dasar-III Salep dasar-III dapat digunakan ca,puran yang terdiri dari 0,25 bagian Metil paraden, 0,15 bagian Propil parapen, 10 bagian Natrium laurilsulfat, 120 bagian Propilenglikol, 20 bagian Sterilalkohol, 20 bagian vaselin putih dan air secukupnya hingga 1000 bagian, atau salep dasar emulsi lainnya yang cocok. Salep dasar-III mudah dicuci. Salep Dasar-IV Salep dasar-IV dapat digunakan campuran yang terdiri dari 25 bagian poliglikol 1500, 40 bagian poliglikol 4000 dan propilenglikol atau gliserol secukupnya hingga 100 bagian, atau salep dasar larut lainnya yang cocok. Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain - Vaselin putih,Vaselin kuning. - Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning. - Parafin encer, Parafin padat. - Minyak tumbuh-tumbuhan Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain - Adeps lanae - Unguentum Simplex Campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen Hydrophilic petrolatum 86 Vaselin Alba,8 Cera Alba,3 Stearyl alcohol, dan 3 kolesterolIMO,52-53 Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep,Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin. Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian + sama banyak Vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain. Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit IMO,hal 55 Salah satu macam salep adalah salep mata yang digunakan pada mata. Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat. Vaselin merupakan dasar salep mata yang sering banyak digunakan. Beberapa dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air. Bahan dasar seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata Anonim,1995 12, 13 Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan; kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat baktriostatik. Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep berbentuk larutan atau serbuk halus. Wadah untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama Anonim, 1995 12 . Sulfasetamid adalah senyawa antibakteri golongan sulfonamide yang mempunyai spectrum luas dan banyak digunakan terhadap bermacam – macam penyakit infeksi oleh kuman gram positif maupun negative, salahsatunya pada infeksi mata yang disababkan oleh kuman – kuman yang peka terhadap sulfonamide. Sulfasetamid merupakan sulfonamide aksi pendek yang mempunyai aktivitas bakterisid Tjay, 2002 22 . C. Cara Pembuatan Salep umumnya dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan obat ke dalam salep dasar. Ada beberapa metode pembuatan salep, yaitu; Metode Pelelehan zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogeny. Metode Triturasi zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis Ketentuan lain; Zat yang dapat larut dalam basis salep Camphora, Menthol, Fenol, Thymol, Guaiacolàmudah larut dalam minyak lemak vaselin Zat berkhasiat +sebagian basis sama banyakàdihomognekanàditambah sisa basis Zat yang mudah larut dalam air dan stabil Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia, maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan basis salep yang dapat menyerap air. Salep yang dibuat dengan peleburan - Dalam cawan porselen - Salep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya air ditambahkan terakhir - Bila bahan-bahan dari salep mengandung kotoran, maka masa salep yang meleleh perlu dikolir disaring dengan kasaàdilebihkan 10-20% Cara pembuatan salep ditinjau dari khasiat utamanya dapat dibagi menjadi beberapa bagian a. Zat padat Zat padat dan larut dalam dasar salep. 1. Camphorae - Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan didalam pot salet tertutup jika tidak dilampaui daya larutnya. - Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak Ol. Sesame, camphorae dilarutkan lebih dahulu dalam minyak tersebut. - Jika dalam resep terdapat salol, mentol, atau zat lain yang dapat mencair jika dicampur karena penurunan titik eutektik, Camphorae dicampurkan supa mencair, baru ditambahkan dasar salepnya. - Jika camphorae itu berupa zat tunggal, camphorae ditetesi lebih dahlu dengan eter atau alcohol 95%, kemudian digerus dengan dasar salepnya. 2. Pellidol - Larut 3% dalam dasar salep, pellidol dilarutkan bersama-sama dengan dasar salepnya yang dicairkan jika dasar salep disaring, pellidol ikut disaring tetapi jangan lupa harus ditambahkan pada penimbangannya sebanyak 20%. - Jika pollidol yang ditambahkan melebihi daya larutnya, maka digerus dengan dasar salep yang sudah dicairkan. 3. Lodium - Jika kelarutannya tidak dilampaui, kerjakan seperti pada camphorae - Larutkan daalam larutan pekat KI atau NaI seperti pada Unguentum Iodii dari Ph. Belanda V. - Ditetesi dengan etanol 95% sampai larut, baru ditambahkan dasar salepnya. b. Zat padat larut dalam air 1. Protargol 2. Colargol 3. Argentums nitrat AgNO3 Zat ini tidak boleh dilarutkan dalam air karna akan meninggalkan bekas noda hitam pada kulit yang disebabkan oleh terbentuknya Ag2O, kecuali pada resep obat wasir. 4. Fenol/fenol Fenol dalam salep tdak dilarutkan karna akan menimbulkan rangsangan atau mengiritasi kulit dan juga tidak boleh diganti dengan penol liquidfactum. c. Bahan obat yang larut dalam air tetapi tidak boleh dilarutkan dalam air, yaitu 1. Argentums nitrat 2. Fenol 3. Hydrargyri bichloridum 4. Chrysarobin 5. Pirogalol 6. Stibii et kalii tartrans 7. Oleum iocoris aselli 8. Zinc sulfat 9. Antibiotik misalnya penisilin 10. Chloretum auripo natrico d. Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep. 1. Ichtyol 2. Balsam-balsem dan minyak yang mudah menguap 3. Air 4. Gliserin 5. Marmer album e. Zat padat tidak larut dalam air Umumnya dibuat serbuk halus lebih dahulu. Zat Cair Sebagai pelarut bahan obat 1. Air - Terjadi reaksi - Tak terjadi reaksi 2. Spiritus/etanol/alcohol - Jumlah sedikit - Jumlah banyak 3. Cairan kental Umumnya dimasukkan sedikit demi sedikit. Contohnya gliserin, pix lithantratis, pix liquida, balsam peruvianum, ichtyol, kreosot. a. Bahan berupa ekstak/extraktum Extraktum siccum/kering b. Exractum spissum/kental c. Extractum liquidum Bahan-bahan lain a. Hydrargyrum b. Naphtolum c. Bentonit Kerugian Basis Hidrokarbon sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit dibersihkan dari permukaan kulit. Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim dan lotion. Ada beberapa metode pembuatan salep, yaitu; Metode Pelelehan zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogen Metode Triturasi zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis Ketentuan lain; Zat yang dapat larut dalam basis salep Camphora, Menthol, Fenol, Thymol, Guaiacolàmudah larut dalam minyak lemak vaselin Zat berkhasiat +sebagian basis sama banyakàdihomognekanàditambah sisa basis Zat yang mudah larut dalam air dan stabil Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia, maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan basis salep yang dapat menyerap air, Salep yang dibuat dengan peleburan – Dalam cawan porselen – salep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya air ditambahkan terakhir – Bila bahan-bahan dari salep mengandung kotoran, maka masa salep yang meleleh perlu dikolir disaring dengan kasaàdilebihkan 10-20%. Masalah inkompatibilitas obat tidak tercampurkannya suatu obat,yaitu pengaruhpengaruh yang terjadi jika obat yang satudicampurkan dengan yang obat dapat dibagi atas 3 golongan I. Inkompatibilitas terapeutik. Inkompatibilitas golonganini mempunyai arti bahwa bila obat yang satu dicampur/dikombinasikan dengan obat yang lain akan mengalami perubahan-perubahan demikian rupa hingga sifat kerjanya dalamtubuh in vivo berlainan daripada yang diharapkan. Hasilkerjanya kadang-kadang menguntungkan, namun dalambanyak hal justru merugikan dan malah dapat berakibat contoh Absorpsi dari tetrasiklin akan terhambat bila diberikanbersama-sama dengan suatu antasida yang mengandungkalsium, aluminium, magnesium atau bismuth. Fenobarbital dengan MAO inhibitors menimbulkan efek potensiasi daribarbituratnya. Kombinasi dari quinine dengan asetosal dapatmenimbulkan chinotoxine yang tidak dapat bekerja lagiterhadap malaria. Mencampur hipnotik dan sedatif dengankafein hanya dalam perbandingan yang tertentu saja harus diperhatikan bahwa mengkombinasikan berbagaiantibiotik tanpa indikasi bakteriologis yang layak sebaiknyatidak dianjurkan II. Inkompatibilitas fisika. Yang dimaksudkan di sini adalah perubahan-perubahan Yang tidak diinginkan yang timbul pada waktu obat dicampur satu sama lain tanpa terjadiperubahan-perubahan kimia. Meleleh atau menjadi basahnya campuran dapat larut dan obat-obat yang apabila disatukantidak dapat bercampur secara salting out.²Adsorpsi obat yang satu terhadap obat yang lain. kimia Yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pencampuran obat yang disebabkanoleh berlangsungnya reaksi kimia/ di sini adalah Reaksi-reaksi di mana terjadi senyawa baru yang mengendap. Reaksi antara obat yang bereaksi asam dan basa. Reaksi yang terjadi karena proses oksidasi/reduksi maupunhidrolisa. Perubahan-perubahan gas dll Resep standar sediaan salep ACIDI SALYCYLICI SULFURIS UNGUENTUM Salep Asam Salisitat Belerang Komposisi Tiap 10 g mengandung Acidum Salicylicum 200 mg Sulfur 400 mg Vaselinum album hingga Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Dosis 3 sampai 4 kali sehari, dioleskan 10 g Uraian Bahan a. Acid Salicylic 1. Nama Latin Acidum Salycylicum 2. Sinonim Asam Salisilat 3. Berat molekul 138,12 4. Rumus kimia C7H6O3 5. Pemerian Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hamper tidak berbau; rasa agak manis dan tajam 6. Kelarutan Larut dalam 550 bagian air dalam 4 bagian etanol 95% P; mudah larut dalam klorofrom P dan dalam eter P;larut dalam ammonium asetat Pdinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat Pdan natrium sitrat P. 7. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 8. Khasiat Keratolitikum, anti fungi. b. Sulfur 1. Nama Latin Sulfur Praecypitatum 2. Sinonim Belerang endap 3. Berat molekul 32,06 4. Pemerian tidak berbau tidak berasa 5. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam kardondisulpisa P,sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam etano 95% P. 6. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 7. Khasiat Penggunaan antiskabies c. Vaselin album 1. Nama Latin Vaselinum album 2. Sinonim Vaselin putih 3. Pemerian Massa lunak,lengket, bening, putih ;sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. 4. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol 95% P, larut dalam kloroform P, dalam eter P dan eterr minyak tanah P, larutan kadangkadang beropalesensi lemah 5. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 6. Khasiat Penggunaan zat tambahan Cara Kerja Bahan Obat - Asam salisilat adalah keratolitik agent yang sangat poten sehingga dapat meningkatkan penetrasi obat lain dan sering dikombinasikan dengan sulfur, bersifat antifungi dan antibakteri lemah. Asam salisilat sebgai keratolitik agent dipakai dosis 12%, diharapkan dengan dosis yang lebih tinggi dari Pagoda Salep sebelumnya ini akan memberika efek keratolitik yang luat dan lebih efektif. - Sulfur praecipitatum fungsi utamanya adalah sebagai keratolitik agent yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam salisilat menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Sulfur dipakai sebesar 10% adalah dosis yang optimal sebagai keratolotik agent dan merupakan dosis maksimum untuk terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang efektif. - Menthol dan Champora berfungsi sebagai antiiritan dan antipruriginosa menghilangkan rangsang gatal. - Keunggulan resep ini adalah salep kulit yang telah mengalami perbaikan formulasi, dengan meningkatnya kadar Asam Salisilat menjadi 12% akan menjadikan salep ini lebih efektif dan mempercepat penyembuhan penyakit kulit. Pembahasan Penyakit kulit yang diakibatkan bakteri dan jamur dermatomikosis adalah penyakit kulit yang paling sering diderita oleh sebagian masyarakat yang hidup di daerah tropis seperti di Indonesiahal ini sangat berkaitan dengan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja sebagian besar bangsa Indonesia di daerah berair atau lembab yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan beberapa bakteri. Resep salep ini adalah obat kulit topikal yang dapat memenuhi semua criteria Dermatoterapeutika, yaitu pengobatan penyakit kulit di mana selain zat aktifnya juga ada bahan pembantu sebagai anti bakteri, antijamur, keratolitik dan antipruriginosa, bentuk sediaan dan cara aplikasinya sangat berperan dalam kecepatan kesembuhan penyakit kulit ini yang diakibatkan bakteri dan jamur. Kegunaan Untuk mengobati penyakit kulit seperti Gatal-gatal di telapak tangan, kaki, selangkangan paha, kutu air, panu, kurap, kudis, yang diakibatkan bakteri atau jamur. Daftar Pustaka Anief, Moh, 2002, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 53. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 12. Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi Kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Saifullah, dan Rina Kuswahyuning, 2008, Teknologi dan Formulasi Sediaan Semipadat, Pustaka Laboratotium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta. 59. 63. 64 Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. Tjay, Tan Hoan , et all, 2000, Obat – Obat Penting, Elex Media Computindo, Jakarta. 132.
0% found this document useful 0 votes3K views28 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes3K views28 pagesPenggunaan Hidrokarbon Dalam Bidang Seni & EstetikaJump to Page You are on page 1of 28 BAHAN-BAHAN UNTUK PEMBUATANLIPSTIK Basis Color Pengawet Parfum Antioksidan Zat tambahan lain BASIS… Waxes lilin Oil minyak-minyak Material lemak GENERAL MANUFACTURING PROCESSPada umumnya pembuatan lipstik meliputi 3tahap Penyiapan campuran komponen, yaitucampuran minyak-minyak, campuran zat-zatwarna dan campuran wax. Pencampuran semua itu untuk membentukmassa lipstik. Pencetakan massa lipstik menjadi batangan-batangan lipstik. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
erisawinda48ovbn1y A. jika jawaban kurang benar, tapi yang selama Ini diajarkan guru saya spt itu ^^ 3 votes Thanks 11
Gambar PPT SENYAWA HIDROKARBON BAGIAN 1 PowerPoint Presentation, free dari Apa Itu Hidrokarbon? Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur-unsur karbon dan hidrogen. Senyawa ini juga dikenal sebagai senyawa organik karena mengandung unsur karbon. Senyawa ini dapat ditemukan di alam, baik dalam bentuk gas, cair, ataupun padat. Banyak senyawa hidrokarbon digunakan dalam berbagai produk, termasuk salep dan kosmetik. Jenis-jenis Hidrokarbon yang Digunakan untuk Salep dan Kosmetik Berbagai jenis hidrokarbon digunakan dalam pembuatan salep dan kosmetik, di antaranya adalah Minyak dan lemak nabati, seperti minyak zaitun dan minyak kelapa. Ester, seperti asam stearat, asam palmitat, dan asam laurat. Alkohol, seperti etanol, metanol, dan propanol. Aldehida, seperti formaldehida dan benzaldehida. Karboksilat, seperti asam asetat, asam formiat, dan asam propionat. Manfaat Hidrokarbon untuk Salep dan Kosmetik Hidrokarbon memiliki banyak manfaat untuk salep dan kosmetik. Hidrokarbon dapat meningkatkan kelembapan dan melindungi kulit dari lingkungan. Hidrokarbon juga dapat meningkatkan tekstur dan warna salep dan kosmetik. Selain itu, hidrokarbon juga dapat mengurangi iritasi kulit, meningkatkan penyerapan, dan meningkatkan efektivitas salep dan kosmetik. Kesimpulan Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur-unsur karbon dan hidrogen. Berbagai jenis hidrokarbon digunakan dalam pembuatan salep dan kosmetik, di antaranya adalah minyak dan lemak nabati, ester, alkohol, aldehida, dan karboksilat. Hidrokarbon memiliki banyak manfaat bagi salep dan kosmetik, seperti meningkatkan kelembapan, melindungi kulit, meningkatkan tekstur dan warna, mengurangi iritasi, meningkatkan penyerapan, dan meningkatkan efektivitas salep dan kosmetik.
senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah